Disamperin aliran di Korea
Salah satu pengalaman yang gw dapatkan selama trip sebulan lamanya di Korea selama musim gugur ini adalah disamperin cult atau aliran tertentu. Jadi memang di Korea itu seperti jadi surga buat aliran-aliran agama baru tumbuh, mungkin udah pada pernah juga nonton dokumenter salah satu aliran gereja di Korea yang lumayan terkenal sesatnya. Gw gak tau kenapa pastinya banyak aliran-aliran baru atau aliran sesat muncul di Korea, ada beberapa hipotesis tapi ya masih hasil pemikiran gw aja.
Dari jaman dulu sampe sekarang kayak masih gak berubah aja. Sebagai catatan, dulu salah satu aliran sesat sempat masuk ke lingkungan kampus tempat gw pertukaran pelajar di Korea. Di situ mereka emang nargetin mahasiswa asing. Modusnya adalah sebagai mahasiswa asing kita diajak volunteer, ada kelas bahasa, ada kunjungan ke panti jompo, dll. Nanti selama kegiatan itu kita akan pakai atribut tertentu, dan mengucapkan yel-yel terselubung yang dianggap bagian dari dokumentasi saja. Hasil dokumentasi berupa foto dan video tersebut nantinya akan digunakan untuk mengelabui target sesungguhnya, yaitu warga Korea. Dokumentasi tadi bisa jadi semacam ‘bukti’ kalau aliran mereka itu sudah banyak anggotanya, dari berbagai negara, ‘jadi gak usah denial lagi gabung sama aliran kita!’. Gw sempat ikut salah satu kegiatannya, dan emang gak ada yang aneh dari kegiatan itu karena emang cuma jadi kamuflase juga. Sampai akhirnya hal ini disadari sama pihak kampus dan semua mahasiswa diwanti-wanti untuk gak terkecoh. Sampai masa-masa pelarangan ini pun, anggota aliran tersebut masih denial dan berusaha meyakinkan kalau mereka tuh bukan aliran sesat. Tapi ya gw paham mereka juga jatuhnya adalah korban yang masih belum sadar aja.
Selain modus itu, biasanya kita disamperin aja di jalan. Diajak ngobrol, lalu mereka akan mulai nanya-nanya tentang apakah kita tahu tentang cara penyelamatan tertentu dari bencana dan dosa dunia yang diyakini sama aliran mereka. ‘Cara penyelamatan’ inilah yang emang macem-macem sesuai ketua aliran masing-masing bikinnya gimana. Biasanya cara ngomongnya emang agak maksa, dan kalo bisa mereka pengen action taken saat itu juga untuk cara penyelamatannya. Untuk yang model gini biasanya gw counter dengan dalih ‘saya sudah punya agama’ yang sebenernya gak mempan juga, tapi anyway bisa bilang gitu terus aja terus kabur. Tapi ada juga yang gak terlalu agresif, misalnya bagi-bagi onigiri plus pamflet alirannya. Kalo itu sih gw ambil aja, lumayan hemat uang makan.
Kebetulan selama trip gw kemarin ada 3 kali disamperin 3 aliran berbeda. 2 aliran gw temui pas lagi jalan bareng ibu, jadi gw gak mau panjang-panjang bikin alasan, dan cuma bilang ‘Saya udah punya agama, iya gapapa gak selamat juga menurut cara itu, gapapa, bye’. 1 aliran gw temui pas gw abis belanja dari Daiso di malam hari.
Jadi hari itu gw abis dari perpustakan seharian, dan sekitar jam 8 malam gw cabut dari perpus menuju Daiso buat beli nasi untuk makan esok hari. Selesai belanja dari Daiso, gw jalan kaki menuju penginapan, udah jam 8.30, tapi karena emang seharian baca buku doang jadi ya gw gak begitu capek dan menikmati jalan menuju penginapan. Sasaran empuk untuk disamperin sama orang di jalan.
Tiba-tiba ada dua cewek bawa ipad gitu izin minta waktu 5 menit untuk mempresentasikan sesuatu. Gw kira semacam organisasi lingkungan dan sejenisnya (terlalu positive thinking) jadi yaudah aja boleh dah liat presentasi apaan. Awalnya mereka cerita tentang bencana alam, bencana di dunia ini ‘oh bener nih organisasi lingkungan, mungkin minta donasi’ pikir gw. Tapi tiba-tiba mereka bilang ‘Kita butuh penyelamatan dari bencana-bencana tadi’ dan melanjutkan memberi potongan ayat-ayat bible. Baru gw tersadar ‘aaaah…aliran’. Inti konsep penyelamatan di aliran ini adalah dengan merayakan passover, yang terjadi setahun sekali. Di situ gw agak bingung sih, karena gak pernah denger ini apaan. Jadi gw nanya mulu deh si passover itu intinya ngapain dan kenapa bisa jadi penyelamatan. Gw mencium bau-bau akan ada terlibat uang untuk merayakan passover ini juga. Sebenernya yaaah…ya ngapain juga gw tanyain, tapi mereka gigih banget bahkan setelah gw menolak dengan argumentasi biasanya yaitu ‘saya udah punya agama’ kayak ya emang biasanya pada gak peduli sih tapi entah kenapa malam itu terasa lebih gigih padahal udara lagi dingin banget di luar. Yaudah, karena gak mempan ya gw kasih pertanyaan aja sekalian karena lagi bosen. Pertanyaan pertama tidak bisa diungkapkan di publik, lalu pertanyaan kedua mengenai ‘kesahihan’ penafsiran mereka tentang pentingnya si passover itu dan signifikansinya untuk penyelamatan, dibandingkan dengan agama kristen dan katolik yang normal pada umumnya berdasarkan observasi gw. Dari pertanyaan itu mereka emang gak bisa jawab juga dengan memuaskan, dan akhirnya gw malah diajakin ke gereja mereka buat diskusi lebih jelas lagi.
Jujur di titik itu pengennya sih pulang dan baringan ya. Tapi yaudahlah gw jabanin aja dulu, sekalian pengen tahu jawaban mereka.
Diajaklah gw jalan sekitar 5 menit aja dari titik awal ketemu. Ada gereja berbentuk gedung biasa aja, lalu pas masuk ternyata lumayan rame ada meja-meja dan kursi kayak di kantin gitu, dan banyak yang lagi diskusi di situ. Gw diajak duduk, ditawarin minuman (emang kagak ada khawatir-khawatirnya ye), terus mereka manggil satu cewek lagi yang mungkin lebih senior dari mereka untuk menjawab pertanyaan gw.
Singkat cerita, jawaban mereka gak memuaskan. Gak menjawab. Dan ada juga pertanyaan gw yang mereka semua gak tahu jawabannya dan langsung kayak ‘anyway tapi itu gak penting kan yang penting kan di sini tertulis nih pentingnya passover’ pokoknya dengan senada itu sih intinya cara mereka untuk menghadapi pertanyaan yang tidak bisa dijawab. Intinya mereka menjelaskan bahwa berbeda dengan Kristen dan Katolik yang gak berpegang teguh pada pentingnya passover, aliran mereka ini masih mengamalkan ajaran Yesus tentang pentingnya passover untuk penyelamatan.
Sampai datanglah bapak-bapak yang lebih senior lagi bilang suruh tunjukin ayat di bible yang intinya semacam ‘petunjuk itu cuma bisa dilihat sama orang terpilih yang terbuka matanya’ terus gw setuju sih, iya bener. Kalo belum kebuka mata dan pikiran ya mau ada petunjuk sebesar apapun gak akan bisa dilihat. Yang mana di sini berlaku dua arah, mereka ngerasanya gw bebel banget padahal udah dikasih tau, dan gw ngerasa gw udah kasih pertanyaan yang mereka juga bingung dan supposedly itu mematahkan argumen mereka, tetep aja mereka keukeuh dengan pendirian mereka. Jadi gw bilang ‘yaudah probably gw belum terpilih untuk memahami ini, ya gapapa sih, karena anyway pertanyaan gw pun belum dijawab dengan memuaskan padahal itu lumayan basic dan fundamental, ya kalo cuma ditutup dengan mengesampingkan pertanyaan gw ya buat apa’. Dan yaudah kita saling menghormati kepercayaan masing-masing aja gak sih? Apalagi kalo emang udah berbeda secara fundamental. Tapi tidak bisa untuk mereka, vibenya adalah ‘pokoknya tapi lu harus masuk ke sini’ bahkan untuk orang yang merasa gapapa ‘gak selamat’ menurut kriteria aliran mereka. Karena emang aliran itu yang butuh nambah anggota.
Tidak menyerah, mereka nunjukin gw video betapa aliran gereja mereka ini sudah besar dan tersebar ke seluruh dunia. Intinya pengen meyakinkan gw dengan metode ‘orang lain aja pada percaya, masa lu gak percaya’ sorry banget metode itu gak cocok di gw karena gw cuma percaya sama diri gw sendiri (hiya). Gw dikasih video berbahasa Indonesia, isinya foto-foto bersama jamaah mereka di seluruh dunia saat merayakan passover. Jujur, sebagai mantan korban pengelabuan kegiatan untuk cult, gw kepikiran beberapa skenario yang mungkin terjadi untuk terciptanya banyak foto-foto bersama warga dengan banner mereka. Di ujung video, narasinya begini ‘mereka semua senang dan terharu bisa terbang ke Korea untuk bertemu dengan Ibu rohani’.
Muncul lagi pertanyaan baru. Siapa itu Ibu rohani??????? dan kenapa si ibu rohani di Korea??? (Bukan nama yaaaahh, kalo nama bu rohani di Indonesia mah banyak)
Kayaknya mereka gak expect juga gw nanya itu, karena itu emang cuma muncul di narasi video tadi aja, dan diujung pula. Dari pertanyaan itu, gw menangkap ada semacam perubahan vibe, kayak ada sesuatu yang ditutupin, jadi gak dijelaskan semua, beda sama cara mereka jawab pertanyaan sebelumnya.
Singkat cerita pemahaman di aliran ini adalah ada Tuhan laki-laki (Tuhan di holy trinity) dan ada Tuhan perempuan yaitu Ibu rohani. Pemahaman ini cuma berdasarkan satu ayat di bible tentang penciptaan manusia yang berdasarkan karakteristik Tuhan, diciptakan laki-laki dan perempuan, yang mana menurut pemahaman mereka berarti Tuhan pun ada laki-laki dan perempuan. Dan argumen pendukung karena Tuhan disebutkan dengan sebutan plural beberapa kali di bible.
Jujur mendengar ini gw kaget, karena gw gak pernah denger nih konsep Tuhan bergender pun. Mungkin pandangan gw salah, tapi gw melihat pun di Kristen atau Katolik ya Tuhannya juga gak bergender. Walau misalnya turun ke bumi dalam wujud Yesus, ya bukan berarti aslinya laki-laki, karena itu cuma perubahan bentuk. Disebut Father atau Bapa pun ya gw kira itu cuma sebutan karena konsep Tuhan sebagai pengayom gitu. Tapi gw paham oke bisa dianggap gendernya laki-laki deh anggep gitu dulu misalnya. Tapi anyway kalo di agama yang gw anut kan udah jelas Tuhan gak ada gender. Jadi gw menganggap bagian tentang dua Tuhan di aliran ini sangat………bisa diulik.
Pertama gw mempertanyakan kenapa ayat tentang penciptaan manusia berdasarkan karakteristik Tuhan tadi jadi diartikan Tuhan itu dua gender? Karena bisa aja kan misalnya Tuhan itu punya karakteristik laki-laki dan perempuan dalam satu wujudnya (mungkin beserta karakteristik lainnya) terus dia buat jadi dua wujud berbeda, manusia laki-laki dan manusia perempuan, walau aslinya karakteristik keduanya ada di Tuhan. Gw langsung dibilang ‘pasti MBTInya N ya? Dari tadi banyak misalnya misalnya’. Ya namanya juga berusaha memahami, di sini gw terbuka kalau memang penjelasannya masuk, tapi kan sampe titik itu belum masuk.
Kedua, dengan penggunaan penyebutan plural di bible itu ke penafsiran Tuhan ada dua, ada pertanyaan yang muncul ‘Penafsiran dari orang yang bisa bahasa Hebrew gimana tentang penggunaan kata itu? Apakah sudah pasti untuk konteks plural atau ada konteks lain? Atau untuk menghindari penyebutan gender? Atau maksudnya ini kami untuk holy trinity? Atau ya bahkan bukan cuma dua?’ Yang gak bisa juga dijawab dengan pasti juga karena mereka gak ada yang bisa bahasa Hebrew juga dan sebelumnya gak mempertanyakan itu jadi gak punya jawabannya.
Intinya penafsiran ayatnya kesitu menurut gw terlalu….satu dimensi. Ya persis penafsiran ayat yang digunakan untuk kepentingan tertentu aja. Yang di sini gw curigai adalah kepentingan untuk mendapatkan posisi Ibu Rohani.
Jadi siapa Ibu rohani itu? Kalau penjelasan dari mereka berdasarkan ayat di bible yang ditunjukkan adalah ‘terletak di Yerusalem’, oke, ‘Jadi Yerusalem? Atau suatu perwujudan di Yerusalem?’ Cuma diiyakan aja. Iya apanya nihhh.
Terus kenapa si jamaah tadi ke Korea untuk ketemu Ibu Rohani? Apalagi kalau katanya tadi di Yerusalem. Jawaban mereka sih jamaah ke Korea ya untuk ke gereja ini, karena ini tempat awal mula aliran ini tercipta. Tetap tidak menjelaskan bagian ‘ketemu ibu rohani di Korea’. Jangan bilang ada Ibu-ibu di Korea yang dimasuki perwujudan tadi trus jadi Ibu rohani gituh? (Spoiler: hipotesis gw benar)
Anyway gak terasa waktu sudah jam 11.30 malam. Mereka juga udah keliatan capek menghadapi pertanyaan yang gak kejawab juga, ditambah banyaknya ‘misalnya nihhh’ dan ‘kan bisa aja misalnya…’ dari gw. Gw diundang untuk sesi berikutnya (yang bener aja bung), karena mereka bersikukuh pengen gw merayakan passover untuk bisa selamat, yang mana ya buat merayakan passover itu gw dibaptis dulu ke aliran mereka (menurut ente aja). Karena masih banyak pertanyaan gw yang belum mereka bisa jawab, mereka minta satu pertemuan lagi itu biar lebih bisa meyakinkan, mereka akan cari jawabannya dulu. Gw iyain aja dulu, diminta kontak gw, dan ditanya tanggal berapa gw available. Oke dikasih aja dulu.
Pulangnya gw diantar sama mereka jalan kaki karena arahnya sama (merasa santai aja karena toh besoknya gw pindah penginapan). Selama jalan kaki, gw mendapatkan informasi lah kalau mereka ini semua pekerja kantoran dan intens setiap hari setelah pulang kerja ke gereja ini buat belajar. Bener-bener setiap hari. Wow menakjubkan dedikasinya. Lalu mereka juga berusaha menyebarkan aliran ini ke negara-negara lain. Satu anggota ini tahun depan rencananya akan ke India selama 6 bulan. ‘Terus kerjaannya gimanaa?’ ‘Ya resign dulu, udah ngumpulin duit untuk selama di India’ Luar biasa gw bilang, sampai orang berkorban dan mengeluarkan uang dari kantongnya sendiri untuk menyebarkan aliran. Satu anggota lainnya rencana ke Afrika (gak disebutkan negara mana, kebiasaan warga nganggep Afrika tuh satu tempat apa gimana yah).
Sepulangnya di penginapan, gw langsung searchinglah tentang aliran ini. Dan tepat dugaan saya teman-teman. Memang ada pimpinannya yang merupakan nenek-nenek orang Korea yang disebut sebagai Ibu Rohani. YAK BAIKLAHHHHH. Katanya, konsep Ibu Rohani yang sesungguhnya (perwujudan nenek-nenek Korea pemimpin mereka ini) baru akan dikasih tahu kalau udah masuk ke aliran mereka. Jadi memang gak akan dikenalkan dari awal, tapi di saat pengikutnya sudah kokoh dalam aliran mereka (Karena siapa juga yang bakal percaya gak siiihhhh kalo dari awal dikasih tahu gitu). Makes sense kenapa penjelasan mereka tentang Ibu rohani ini kerasa ngawang dan ada yang ditutupi. Aliran ini juga sempat memprediksi hari kiamat di tahun 1988 yang pastinya salah, dan mereka bikin banyak alasan atas salah prediksi ini. Selain itu aliran ini juga sempat dilaporkan sebagai aliran sesat dan melakukan fraud oleh mantan anggotanya, tapi belum ditetapkan sebagai aliran sesat secara resmi sama kepolisian Korea karena tidak ada bukti kuat adanya kegiatan ilegal. Intinya tetep SHADYYYYYY.
Sampai detik ini gw masih heran sih, kenapa di Korea itu menjamur banget orang mengaku Tuhan atau perwujudan Tuhan, lalu mengumpulkan banyak pengikut yang setia. (Paling gak di Indonesia tuh mentok-mentok ngaku nabi gak sihh). Segampang itu untuk deklarasi dan bikin penafsiran sendiri padahal bahasa Hebrew aja gak bisa, lalu bikin aliran dan mengandalkan kepolosan pengikut, yang bahkan kayak tadi, dia ngumpulin duit sendiri untuk bantu menyebarkan aliran ke negara lain. Kayak, kenapa bisa sampe lu ngerasa terpilih banget???????????????????? Kalopun misalnya ada ibu rohani, lebih masuk akal kalo ibu-ibu yang lahir dan tinggal di Yerusalem yang ngaku-ngaku ibu rohani gak siihh? Kayak kenapa lu percaya ibu rohaninya tiba-tiba orang Korea?
Emang katanya sasaran empuk aliran sesat adalah orang-orang yang lagi mengalami perubahan di hidupnya, yang merasa sendiri atau lagi capek sama dunia, karena tiba-tiba dikasih ‘purpose’, dikasih komunitas. Ya kayak tadi orang-orang yang nganterin gw pulang, hanya pekerja biasa yang lelah lalu tiba-tiba jadi punya purpose untuk sebarin alirannya ke seluruh dunia, tiba-tiba jadi punya komunitas yang ditemui setiap hari. Dan di hari itu pun gw tampak seperti sasaran empuk, jalan sendiri, bawa nasi di tangan (kayak orang yang tinggal sendiri di situ), jalan dengan pelan (mungkin kayak orang tanpa tujuan), dan mungkin juga dengan muka gw yang emang melas (menurut gw sih enggak ya, tapi menurut orang-orang gitu????). Mereka gak tau aja gw pemirsa cerita aliran sesat, jadi gw enjoy untuk cari tahu ajaran lain gimana.
Malam itu dan kebesokannya, salah satu anggotanya masih aktif menginisiasi chat ke gw, tapi ya karena chatnya juga ngomongin cuaca ya gw balas dengan iya iya dan emoji senyum aja. Sampai tanggal ‘sesi berikutnya’ gak ada kabar lagi dari mereka. Entah udah menyerah ini bukan sasaran yang tepat, atau belum ada jawaban jelas yang bisa mereka kasih, atau ya udah move on ke orang yang lebih potensial. Haha.
Disclaimer: Gw tidak berniat menyinggung agama apapun, cuma menyinggung aliran sesat.
Comments
Post a Comment