Jadi karena Tongyeong ke Sokcho itu dari ujung ke ujung dan du-duanya sama-sama kota kecil, jadi gak ada bus yang direct. Mesti transfer di Seoul. Pagi kita siap-siap, naik bus menuju Seoul, istirahat dulu di bus terminal makan. Lalu perjalanan lanjut ke Sokcho!
Weather forecastnya hujan, dan memang hujan seharian, jadi kita ke toko buku-toko buku yang ternyata cukup dikenal di sana karena sejarahnya. Jadi kita nongkrong disitu mengagumi cover-cover buku yang lucu, membaca sinopsis buku Korea yang kebanyakan mellow, juga bacain corner ini...corner menulis apa saja. Kalo dibacain wow mellow banget. Kenapa sedih-sedih amat siih
Tapi itu memang yang gw herankan juga sih di Korea ini kayak menjamur banget buku-buku yang slice of life tapi lebih ke arah sedih atau meratapi nasib, atau kayak gimana supaya gak meratapi nasib, gimana supaya bisa hidup tanpa membanding-bandingkan, pokoknya vibenya mellow. Beda kan kalo misalnya buku-buku amrik tuh oke sama-sama buku self development tapi lebih ke ambisius, sukses dalam karir, menjadi raja komunikasi, dll. Memang ya pasti buku yang terbit di suatu tempat mencerminkan kegundahan societynya.
Tapi disitu gw sadarnya gini sih, jangan sampe juga gw kebanyakan baca literatur Korea yang mungkin lebih pas buat society mereka, ntar malah kebawa mellow atau gw jadi sok sedih juga sama kehidupan (padahal misalnya gw gak kenapa-kenapa). Kayak oke sesekali aja, tapi better menyesuaikan juga sama genre hidup gw, gak semuanya gw baca gitu lah.
Selesai dari toko buku, kita juga mampir ke toko souvenir, disini beli stiker untuk jurnal haha.
Karena hujannya gak berhenti-berhenti juga jadi emang harus cari destinasi indoor selanjutnya. Jadi kita mampir ke kafe menikmati pemandangan sambil mikir mau ngapain haha.
Akhirnya ke pasar terus setelah itu niatnya mau makan haemulguksu yang katanya enak banget gitu deh, udah naik taksi kesana malah restorannya tutup dan....itu kayak di seberang jembatan di sisi lain Sokcho jadi kita muteeeerrrrrr deeeh jalan kaki hujan-hujaaaan.
Mau cari makan susah bangeeet. Nemu jalan isi restoran-restoran yang menu babi semua, kayakny emang jalannya spesialisasi babi. Akhirnya nemu restoran YANG GAK MASUK KAKAO ATAUPUN NAVER MAP. Seperti gaib ya. Tapi ini resto penyelamat karena isinya makanan khas sayur-sayuran liar gunung. Ownernya juga baik baik, ngasih bonus telur mata sapi <3
Setelah makan dengan lahap dengan banchan-banchan sayuran liar gunung, badan ini terasa sangat prima, akhirnya kita melanjutkan perjalanan. Tapi emang jauh bener...kalo naik taksi kedeketan, jalan kaki cukup aja sebenernya tapi HUJANNYA ITU LOH...gapapa kita masih kuat menghadapi tantangan hidup ini.
Langsung aja ke airbnb dan istirahat
Hari berikutnya masih hujan juga
Tapi aku harus keluar rumah. Jadi ke pasar deh. Makan hotteok. Tapi tetep heotteok yang enak di Busan deh. Terus kita keliling pasar aja nyobain sample makanan, bolak balik jalan-jalan. Banyak penjaga toko di sini orang asing. Kayaknya secara umum di Sokcho banyak banget sih nemu pekerja asing. Anywaaat...tadinya ada resto yang mau kita kunjungin di pasar ini tapi lagi lagi ya tutup. BAIQ oke.
Jadi melipir ke restoran dekat situ juga makan mulhwe. Di sini karyawannya orang Vietnam kebanyakan. Porsi mulhwenya gede banget dan Arina gak bisa ngabisin (kita harus pesen 1 orang satu menu dan menunya mulhwe semua) jadi kita bawa pulang deh.
Terus kita mampir dulu di pinggir liat orang mancing dan liat getek! Ini dulu getek yang gw naikin pas pertama dateng ke Sokcho, so nice to see you agaain geteeeek.
Lalu pas balik ke arah airbnb kita mampir-mampir dulu ke toko-toko menghabiskan waktu. Pas di toko sport diajak ngobrol sama pemiliknya, mereka heran banget kenapa jalan-jalan di Korea lama banget (kita juga heran sih well). Terus kita dikasih merch kenang-kenangan uu so sweet.
Sesampainya di rumah lanjut nonton Asian games pertandingan fencing.
Hari ini kita akan ke Naksansa
Ini tuh tempat yang direkomendasiin Juyeong untuk didatengin di Sokcho. Kuil di pinggir laut. Bisa dibilang kayak di Uluwatu gitu deh vibenya. Gw belum pernah kesini nih jadi excited.
Pagi-pagi bikin nasi goreng pake sisa mulhwe kemarin. Enak jugaaa.
Di Naksansa tuh ternyata baguuuus bangeeet indah bangeeet, mana cuacanya ceraaaah bangeeeet (cenderung panas ya, sampe akhirnya gw beli topi)
Area si Naksansa ini juga luas dan ada rutenya gitu. Jadi kita telusurin aja satu-satu.
Karena ini lagi bertepatan dengan perayaan Chuseok di Korea, jadi kuilnya bagi-bagi tteok, alhamdulillah. Enak. Setiap ada yang bagi diambil aja, lumayan buat makan siang
Sempet nongkrong dulu makan tteok dan teh gratis. Nyaman.
Di Naksansa kita ketemu ular! Udah berapa kali nih di Korea ketemu ular terus.Semacam hoki atau apa ya. Kan gak pernah juga liat ular di Depok (jangan sampe ya Allah)
Setelah puas nelusurin areanya, kita nyari tempat piknik, berteduh di bawah pohon rindang di atas bukit. Tidur siang, sholat, terus makan siang deh si tteok yang tadi dikasih pake kentang mustofa, sebuah fusion yang nikmat.
Baru setelah recharge energy, kita ke Naksan Beach. Main ayunan, bengong.
Terus bikin-bikin foto ginian.
Dari situ kita jalan ke eco park. Tapi itu udah mau maghrib jadi kayak aduh gimana nih udah mau gelap..tapi cus aja sih.
Cuman pas baliknya yang jadi masalah karena bus stopnya jauh bener, kita harus jalan melewati sawah-sawah dengan suasanya udah gelap. Jadi berasa di film-film desa yang motornya mogok di tengah desa jadi jalan deh. Gak usah film sih ini udah kenyataan aja jalan di tengah sawah maghrib-maghrib gak tau bus stopnya masih jauh atau udah deket.
Tapi untungnya kita kembali dengan selamat. Lalu menyempatkan beli oksusu jjinppang untuk reward hari ini yaa berpetualang dan jalan jauh, lalu makan banchan yang dibeli kemarin di pasar sama nasi.
Hari selanjutnya explore area yang direkomendasi turis lokal!
pertama-tama kita ke Yongrangho, danau gitu. Jalan jauh keliling untuk mencapai ke Beombawi sebuah batu besaaar.
Di perjalanan tentunya hobi harus dijalankan: foto tiap ada convex mirror.
Nah ini dia si Beombawi itu gede banget kan emang
Naik kesini gampang banget lol tapi view dan kebesaran batunya bikin berasa sok-sok accomplished mendaki gitu tau kan, jadi posenya harus pose-pose bertualang.
Okay, story time.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Trigger warning: Kakek-kakek creepy
Di sini kita sempet istirahat di pendopo gitu, terus ada kakek-kakek ngajak ngobrol..dia ngaku-ngaku Islam juga tapi anyway setelah ngobrol ni orang aneh banget!!! agak-agak ngeri sih, sampe di suatu titik percakapan gw gak setuju tuh ama apa yang dia omongin karena aneh banget, intinya dia bilang orang Islam gak boleh trading sama non Islam, makanya ada yang namanya Tablig (yang mana dia ngakunya adalah ini), jadi golongan yang dibolehkan trading sama Islam, si Tablig ini gak mesti sholat, boleh minum alkohol, boleh makan babi tapi hitungannya tetap Islam. Apeeeee siiiiiih. Pokoknya aneh banget, dari poin Islam gak boleh trading sama non Islam aja aneh banget orang nabi Muhammad aja transaksi jual beli sama agama apapun nyantai dari jaman dulu. Di sini posisinya gw udah mual (karena kena angin di pendopo) jadi kek udah ngasih sinyal heloo kita mau pergi. Pas gw debat balik tentang si tablig-tablig itu dianya malah bilang gw gak tau apa-apa, masih cetek ilmunya terus Indonesia mah beda Islamnya. Apa siiih. au ah orgil. Gw gak mau nge iya-iyain aja ya karena ada juga orang lain disitu lah kalo denger terus jadi ikutan ke misinformed gimana?
Intinya kakek ini tuh cuma favor poligami, setelah dia panjang lebar bisa ditarik kesimpulan dia cuma mau itu aja, apalagi dulu dia dicerai istrinya KARENA SELINGKUH, terus sampe sekarang gak pernah liat anaknya. Jadi dia nganggep selingkuh tuh gak salah, harusnya boleh aja kayak poligami di Islam. YEEEE ITU MAH ANDA YANG SALAH YE KEK. JUSTIFIKASI SELINGKUH PAKE AGAMA BAHKAN BUKAN AGAMA ANDA. GAJE U.
Pake cerita-cerita juga dia sempet deket sama orang Indonesia di Korea pas dia umur...50an? dan ceweknya baru 20-30an, tapi ditolak sama si cewek ini (dia bilangnya sih karena beda agama), dia sampe gak bisa move on. DARI SINI AJA UDAH HADEEEEHHHHHH. Terus dia sempet ke mencoba menghubungi si cewek ini tapi sekarang udah jadi orang penting jadi dia ditolak untuk menghubungi sama sekretaris si cewek itu. YA MENURUT NGANA AJA. Terus dia bilang 'walaupun waktu itu gw 50 tuh gw keliatannya kayak 30 tahun, ya gak kayak orang Indonesia, gw tuh awet mudaa'. APEEE SIIIIH. Mana dia pake buka topi dan kacamata hitam expect kita bilang dia lebih muda dari umurnya yang sekarang 70 tahun. Mohon maap semakin dibuka semakin keliatan kakek-kakek....hadeeeeeeh. Inilah mental tukang selingkuh, gak jelaaassssss. Tepok jidat sampe cekung.
Di pendopo itu ada warga lain yang kayak sadar kita tuh dicecer sama si kakek-kakek tanpa henti, dan sadar kita juga udah lelah menghadapi ini jadi sampe berusaha bantuin. Anyway di timing yang tepat kita langsung aja buru-buru pamit karena udah mual banget karena masuk angin dan mual sama the amount of misinformation yang ni kakek-kakek sebarkan. Terus langsung kabur cari makanan ke CU.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sepanjang jalan masih mual inget pengalaman barusan, tapi kita lanjut ke Sokcho observatory. Liat pemandangan Sokcho dari atas. Panas terik banget, jadi gw kebanyakan duduk di bawah bayangan towernya.
Setelah dari situ, kita lanjut ke Oeongchi trail.
Ternyata trailnya bagus banget, jalannya panjang melewati pemandangan pantai dan laut yang indah.
Sepulang dari sana kita juga ngelewatin jalan yang BAGUS BANGET DI REAL LIFE. Pas liat ini wow cantik banget, warna langit, suasana, jalan turunan, terus ada ferris wheel di ujung. Tapi gak bisa kecapture kamera, beneran ini udah usaha.
Pulang ke airbnb makan lagi nasi pake banchan yang beli di pasar.

Okay, next day kita ke INJE
Jadi karena udah keabisan tempat di Sokcho, dan gw pengen banget ke sungai gak ngerti lagi, I love sungai, sungai is my life. Jadi kita ke kuil Baekdamsa yang lokasinya ada di Inje, gak nyampe sejam sih dari Sokcho seinget w. Cuma masalahnya, bus Inje-Sokcho ini amat sangat terbatas. Jadi mereka tuh cuma jadi lewatan doang gitu, jadi untuk bus baliknya ini tricky, gimana cara kita booking dan lain-lain tuh belum pasti, tapi mau beli tiket dari Sokchonya pun gak bisa. Jadi yaudah jalanin dulu aja.
Sebelum berangkat, karena ada waktu setengah jam, kita makan dulu di warung pinggir terminal. Gw makan kongguksu.
Terus kita duduk di depan biar gampang nanti karena mau turun di tengah jalan.
Nyampe-nyampe di bus stopnya itu di tengah jalan..terus kita disitu sempet coba cek bus stopnya untuk cari informasi ini gimana cara baliknyaaaa....tapi gak nemu, mau coba cari terminalnya pun gak ada, di map ada infonya tapi pas ditelusuri itu rumah biasa. Jadi bingung deh. Tapi emang hobi pindahin tanggung jawab ke future me, jadi kita enjoy aja dulu dah, mikirin pulangnya nanti.
Jalan ke Baekdamsa ini melewati ladang bunga yang indah
Lalu untuk menuju ke kuilnya sendiri, ini lokasinya di atas gunung ya...dan kalo jalan kaki sejam sih katanya. Tapi ada shuttle bus, jadi kita naik shuttle bus aja. Dan alhamdulillah ya memutuskan naik shuttle bus karena pas di perjalanan itu jalannya sempit dan berkelok-kelok banget, dan ada beberapa panjang jalan yang tempat jalan kakinya tuh gak ada, jadi harus minggir-minggir kalo ada bus.
Di dalem area kuilnya seger bangeeet udaranya. Tenang. Suasana pegunungan yang nikmat
Lalu main deh di sungai, semedi, numpuk-numpuk batu, cuci kaki, berdiam diri
Selesai main di sungai, kita balik lagi naik shuttle, terus niatnya jalan lagi ke atas cuma di area yang ada sisi pejalan kakinya aja, karena pemandangannya baguuus banget.
Di tengah jalan, ketemu sama bapak-bapak yang ngingetin deh kalo bus ke Sokcho tuh terbatas, jadi kita mesti cek dulu. Oke yaudah deh kita langsung balik terus cari lagi dimana sih ni posisi terminalnya.
Udah puyeng, nanya-nanya ke warga sekitar akhirnyaaa nemulah ini ternyata 'terminal' atau loket pembelian busnya itu di dalam waruuung. Ya mana kita tahu ya, udah gitu gak ada papan apapun di depannya :'' maklum ini di desa. Yaudah kita beli tiket bus balik, dan nunggu deh. Di dalem warungnya pake penghangat kayu bakar jadi bau asep, agak susah napas, mesti pake masker. Tapi nunggu di luar dingin wakaka. Jadi yaudah bolak balik. Kakek penjaga loket/warungnya baik banget, jadi dia nunjukin dan mastiin kita tahu dimana harus nunggu, apa yang harus dilakukan.

Jadi ini kan kita naik bus di tengah-tengah busnya lagi jalan dari kota A ke kota B ya. Jadi mereka tuh akan liat apa ada yang mau naik di jalan dengan cara ngelihat dari lampu hijau di bus stop ini. Kita harus nyalain lampu hijaunya kalau mau naik bus. Lampu ini cuma nyala 15 menit, jadi kalo mati dan belum ada busnya lewat, yaudah nyalain lagi. Jadi enak banget biar kita gak sibuk cek jalan dari kejauhan memicingkan mata untuk liat bus, gak usah khawatir bakal ketinggalan busnya. Cukup duduk aja di dalam bus stop biar gak kedinginan banget lah. Sambil sesekali mastiin lampu hijaunya masih nyala.
Akhirnya kita bisa balik deh dengan selamat hehe
Hari terakhir di Sokcho, kita mau ke daerah Goseong!
Goseong nih naik bus dalam kota aja, kira-kira setengah jam sampai. Tempat pertama yang mau kita datengin adalah Wanggok village, jadi desa yang masih mempertahankan bangunan tradisionalnya sejak dulu.
Hari kita mau ke Goseong ini amat terik ya, tapi pemandangan jadi ekstra cakep emang.
Sesampainya di Wanggok, kita mesti jalan agak jauh gak jauh sih. Bingung. Tapi intinya panas banget jadi gak kuat jalan lama-lama. Udah mana laper. Akhirnya kita berhenti dulu buat makan bibimbab di restoran yang bentukan eksteriornya juga kayak rumah jaman dulu masih pake jerami.
Jadi ya Wanggok village ini dulunya adalah desa tempat para pendukung kerajaan Goryeo berkumpul, saat dinastinya berubah menjadi Joseon.
Setelah keliling di daerah desa yang tenang, rasa ngantuk muncul. Jadi langsung gelar alas terus tidur siang di bawah bayangan pohon, nikmat banget dah. Setiap jalan-jalan tuh emang gw selalu siap sedia bawa alas piknik sih, jadi tiap nemu spot goleran langsung digelar. Top.
Selesai tidur siang, jalan-jalan sekitar desa lagi, lalu ke destinasi selanjutnya yaitu Song jiho lake! Ini tuh kita gak ada ekspektasi apa-apa, ya paling danau buat warga lokal rekreasi. Tapi emang timingnya juga pas, mataharinya cakep banget, trailnya indah banget.
Kesukaan banget nih ngeliat releksi matahari di atas danau atau laut. UUUU so pretty
Sepanjang jalan kayaknya tiap tiga meter berhenti mulu mengagumi keindahan.
Suka banget ini nuansanya terlalu sukaaa. Nyaman, tenang, damai..indah. Ah...rasanya pengen bisa tiap sore abis kerja ke sini. Gimana caranya tuh kalo kerjanya di Depok. Tapi kalo kerjanya di Goseong sini jadi apa ya...pengawas danau seru juga.
Sampe rumah kita makan mie dan kimbab hahah. Murah, enak dan nyaman.
Selepas dari Sokcho ini, tersisa Seoul! Dikit lagi usai sudah perjalanan sebulan di Korea ini. Boleh gak perpanjang ajaaa?? menurut anda aja...yeu
Comments
Post a Comment